Cara konfigurasi Server dan perangkat jaringan dengan automasi

Secara general boleh dikatakan memiliki hasil akhir yang sama misalnya untuk kepentingan VPN, Webserver, High Availability, dll namun setiap OS, vendor mempunyai interface sendiri-sendiri.

Ada beberapa cara melakukan konfigurasi system bisa melalui:


1. GUI (Graphical user interface) / Web interface


Ini dibuat untuk interaksi antara manusia dengan system melalui tampilan graphic, dengan ini user bisa melihat tampilan visual misalnya dengan melakukan left click, right click, drag and drop, scroll, hover, dll.


2. CLI (Command line interface)


Cara ini user lebih sering berinteraksi menggunakan perintah-perintah yang sudah dibuat oleh OS/ vendor misalnya command route, command ipconfig, command ifconfig, tracert, vlan name, nslookup, crypto, tunnel group, intall-remoteaccess, add-vpnconnection, dll.


3. API (Application Programming Interface)


Cara ini dengan melakukan interaksi antar software/bahasa pemrograman, engineer perlu membuat sebuah code yang kemudian dicompile dan berinteraksi dengan program yang ada di server/router yang sudah membuka API nya. Dengan API ini lebih cepat, termanajemen dan efisien dalam melakukan konfigurasi banyak server berbeda dengan command line/GUI yang perlu dikonfigurasi satu per satu. Untuk menggunakan cara ini bisa menggunakan bahasa pemrograman misalnya python, golang, atau dengan menggunakan tool yang sudah ada seperti ansible, terraform, atau istilah nya infrastructure as code, dengan tool seperti ansible, terraform bisa lebih muda karena sudah menyediakan declarative code yang lebih human readable, daripada menulis langsung code menggunakan python, golang, dan banyak bahasa pemrogrmana dan tool lainnya. Namun tidak ada salahnya juga ketika memang ada kebutuhan untuk menulis dengan bahasa pemrograman.


Intinya mindset nya tetap sama goal nya agar server atau perangkat jaringan bisa terkonfigurasi namun dengan berbagai kondisi misalnya dengan banyak nya perangkat dan agar konfigurasi bisa terdokumentasi dengan baik, setiap administrator/engineer bisa saling berkolobarasi, maka bisa memilih menggunakan API, dengan bahasa pemrograman atau tool yang kemudian menguplod code nya ke code management seperti git dan melakukan deployment.


tulisan lain, https://nciptandani.blogspot.com/search?q=ansible

https://nciptandani.blogspot.com/search?q=terraform


Berikut adalah contoh pemilihan network automation tools sesuai dengan kebutuhan

https://davidbombal.com/which-network-automation-tools-should-i-learn-python-ansible-genie-and-more-tool-chest/



Okey cukup sekian tulisan sederhana tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara memahami dan menghafal model OSI dengan analogi

Pembahasan IT Network Systems Administration Module A DNS (Forward Zone, Reverse Zone, CNAME, MX, Split View)

Table of Contents